Sunday, April 19, 2015

Lagu Paling Romantis

Sumber gambar: cometotheedgetoday.com

Saya ketika itu adalah gadis jomblo. Di usia yang kedua puluh enam tahun belum juga menikah. Orang-orang menyangka saya adalah gadis pemilih sehingga susah untuk mendapat jodoh. Mereka salah bila menyangka demikian. Padahal yang pemilih adalah para bujangan itu. Bahkan untuk sekedar memandang saya dengan sebelah matapun mungkin mereka tak sanggup. Tapi bukan kesalahan mereka bila melakukan hal itu. Tak ada yang bisa disalahkan atas sikap mereka. Ini semua karena suratan takdir yang "terasa" kejam. Sekali lagi, bukan salah mereka melakukan hal itu, karena siapa orangnya yang mau menikahi gadis penyakitan macam saya?

Mempunyai kelainan jantung setelah mengalami kecelakaan membuat saya mengubur dalam-dalam mimpi setiap gadis, ya, saya menyimpan rapat-rapat keinginan untuk menikah! Apalagi setelah seorang bujangan membatalkan niatnya berta'aruf, keinginan untuk menikah seolah menguap begitu saja.

Namun, segala sesuatunya tidak berjalan dalam alur lurus yang bisa diprediksi. Suatu hari, seorang bujangan menyatakan keinginannya menikahi saya. Saya menanggapi ajakan itu dengan dingin. Saya tak ingin dibuai oleh mimpi. Takut bujangan yang satu ini sama saja dengan bujangan sebelumnya. Karena kami hanya beberapa kali bertemu (jadi tidak mengenal satu sama lain dengan baik), maka saya dengan gamblang  menggambarkan semua kekurangan saya. Mulai dari kondisi fisik yang sakit, sifat saya yang keras, sampai kondisi keluarga. Namun jauh dari sangkaan, ia bisa menerima saya apa adanya. Katanya, saya adalah jawaban dari solat istikhorohnya.

Saat itu kami janjian bertemu di salah satu masjid di kota kembang Bandung. Saya tak mengajaknya langsung ke rumah ketika ia meminta izin untuk datang ke rumah. Sepulang dari pertemuan itu, rasanya kaki saya tak menjejak tanah. Rasanya seperti sedang bermimpi. Entahlah, rasa senang, bingung, campur aduk tak karuan.

Ketika saya berada dalam angkutan kota (dalam perjalanan pulang menuju ke rumah setelah pertemuan itu) sang sopir menyalakan radio dan satu-satunya lagu yang begitu lekat dalam ingatan saya adalah, lagu milik Naf yang berjudul Akhirnya Ku Menemukanmu. Dan ajaibnya, ketika tiba di rumah, saya pun disambut oleh lagu yang sama. Sebenarnya, lagu Naf memang sedang hits kala itu. Jadi, wajar saja bila saya menjadi sering mendengar lagu tersebut. Hanya saja, karena kata-katanya yang "kena banget", membuat lagu itu terasa sangat romantis. So sweet...

No comments:

Post a Comment