Monday, December 30, 2013
Layanan BlackBerry Broadcast Message untuk Wilayah Indonesia Harus Ditinjau Kembali
Dalam beberapa tahun terakhir, pengguna BlackBerry di Indonesia mengalami peningkatan yang signifikan. Hal ini tidak lepas dari upaya penyediaan BlackBerry sejuta umat yang berharga murah. BlackBerry tidak lagi menjadi barang mewah. Pengguna BlackBerry mulai merata di setiap kalangan dan lapisan masyarakat. Mulai dari pebisnis sampai ibu rumah tangga, mulai dari para jutawan, sampai masyarakat dengan gaji di bawah dua juta rupiah. Masyarakat bisa dibilang demam BlackBerry. Kecanggihan aplikasi yang ditawarkan oleh BlackBerry menjadi daya tarik sendiri–selain daya tarik gengsi tentunya.
Salah satu aplikasi yang ditawarkan oleh BlackBerry adalah Layanan BlackBerry Broadcast Message (BM atau BC). Aplikasi ini memungkinkan pengguna BlackBerry untuk mengirimkan pesan kepada seluruh kontak BlackBerry hanya dengan sekali tekan. Pada dasarnya aplikasi ini bermanfaat untuk menyampaikan informasi penting kepada seluruh kontak tanpa menghubungi mereka satu per satu. Namun ternyata di Indonesia, aplikasi ini sering "disalahgunakan". Seringkali pesan-pesan yang disampaikan bukanlah informasi penting, bahkan ada juga yang berupa hoax (kabar bohong). Yang lebih mengkhawatirkan lagi, "penyalahgunaan" aplikasi ini dilakukan oleh banyak orang.
Sebagian orang ada yang menggunakan aplikasi BC ini sebagai sarana mengiklankan dagangan-dengan gratis. Bahkan beberapa diantara pedagang itu bisa mengirimkan BC ke seluruh kontaknya beberapa kali sehari.
Bisa dibayangkan bila anda memiliki sepuluh teman di kontak anda yang merupakan penggila BC dan setiap orang melakukan tiga kali BC saja dalam sehari. BlackBerry anda akan berbunyi sebanyak tiga puluh kali sehari hanya untuk menerima BC yang belum tentu anda kehendaki. Sedang anda sama sekali tidak berdaya mencegah masuknya BC tersebut ke dalam BlackBerry anda.
Pengguna BlackBerry yang tidak cerdas sampai pelanggaran privasi
Perkembangan gadget di tanah air yang sangat pesat ternyata tidak disertai dengan pesatnya "pendidikan etika" dalam penggunaannya. Salah satunya adalah pemakaian aplikasi BC ini. Para penggila BC berdalih bahwa BlackBerry memang diperuntukan untuk menjalin komunikasi secara massal, jadi mereka (dengan sangat kasar) mengatakan bila tidak ingin mendapat BC, maka jangan memakai BlackBerry tapi pakailah HP (maaf) China. Bukankah justru BlackBerry dibuat untuk menjaga privasi pemakainya? Di mana hanya yang sudah terdaftar sebagai kontak saja yang bisa berhubungan dengan si empunya BlackBerry?
Tampaknya dalam hal ini pihak provider BlackBerry harus mempertimbangkan penerapan sistem pembatas penggunaan aplikasi BlackBerry Broadcast Message untuk wilayah Indonesia. Dan tentunya sistem ini harus diberlakukan secara otomatis. Upaya ini perlu dilakukan untuk melindungi pengguna BlackBerry itu sendiri, baik si penggila BC ataupun para "korbannya". Bagi para "korban" BC, pembatasan ini tentu bisa mengembalikan perasaan nyaman dalam menggunakan BlackBerry. Sedang untuk si penggila BC, pembatasan bisa menjadi sarana menumbuhkan "kecerdasan" dalam memilih dan memilah informasi yang layak untuk di BC-kan.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment