Friday, December 6, 2013

Pembantu atau Asisten Rumah Tangga?

Sumber gambar: www.jelajahunik.us

Pembantu rumah tangga adalah pekerja sektor informal yang tidak terlindungi oleh undang-undang ketenagakerjaan. Karena tidak ada aturan baku tentang profesi yang satu ini, seringkali seorang pembantu tidak mendapat hak yang sama dengan pekerja sektor formal. Mulai dari jam kerja yang panjang, upah yang sangat kecil, bahkan kadang ada yang mendapat perlakuan yang tidak layak dari keluarga sang majikan.
Mungkin berangkat dari kondisi seperti itulah, segolongan orang mulai mempermasalahkan sebutan "pembantu" untuk orang yang bekerja meringankan pekerjaan rumah tangga tersebut. Ada yang mengganti sebutan pembantu menjadi "asisten", barangkali tujuannya untuk lebih menghormati orang-orang yang memiliki profesi tersebut.

Jadi, apakah perlu mengganti sebutan pembantu menjadi asisten?

Kata pembantu sebenarnya netral tanpa unsur rasa apapun. Kata pembantu tidaklah mengandung unsur perendahan martabat. Kita telah lama mengenal profesi pembantu rektor (PR) atau pembantu dekan (PD), dan embel-embel pembantu di depan jabatan rektor dan dekan tersebut tidak menjadikan PD serta PR rendah martabatnya.

Sikap Majikan yang Harus Dirubah

Terjadinya perlakuan yang tidak menyenangkan kepada beberapa pembantu dikarenakan si majikan merasa lebih mulia daripada pembantunya. Jadi hal utama yang harus diperbaiki adalah mental para majikan.

Kondisi Ekonomi yang Jauh Dari Kata Ideal

Berbicara tentang kecilnya gaji pembantu, memang ada majikan yang super pelit. Namun ada juga keluarga yang keadaannya sulit untuk bisa membayar seorang pembantu dengan gaji besar.
Dengan kondisi ekonomi negeri ini, tak sedikit para istri yang terpaksa harus bekerja di luar rumah karena sang suami tidak bisa memenuhi kebutuhan keluarganya dengan layak. Jadi keluarga ini memerlukan bantuan orang lain untuk mengurus rumah. Namun karena kondisi ekonomi keluarga inipun tidak terlalu mapan, maka kemampuan mereka untuk menggaji pembantu tidak terlalu besar. Jadi kecilnya gaji pembantu ini seringkali tidak terlepas dari ibas kondisi ekonomi. Yang artinya, selama perekonomian Indonesia porak poranda bak kapal pecah, nasib para pembantu hampir dapat dipastikan tak banyak mengalamai perubahan.

Saya Punya Sebutan Lain

Saya menyebut pembantu sebagai pegawai. Ya, karena mereka memang pegawai yang bekerja di rumah sang majikan.

Bila anda merasa artikel ini bermanfaat, silahkan share artikel ini agar orang lain pun dapat merasakan manfaatnya.

No comments:

Post a Comment